Jumat, 18 Desember 2020

Studio Foto di Magelang

Berkembangnya dunia fotografi menciptakan jenis profesi baru dan jenis usaha baru yakni fotografer dan studio foto. Keberadaannya merambah kota-kota di Hindia Belanda, termasuk Magelang. Di Magelang muncul beberapa studio foto, juga di kota-kota sekitarnya seperti Muntilan, Parakan, Temanggung, Wonosobo, dan Purworejo. Bahkan untuk magelang kami mencatat banyak studio foto muncul yang menandakan kota Magelang merupakan pangsa pasar yang menarik ketika itu. Hal ini tidak mengherankan karena di Magelang banyak tinggal orang Eropa/Belanda. Pada tahun 1934, tercatat penduduk Magelang adalah 59.749 jiwa, dengan 4.518 diantara adalah orang Eropa; 4.495 orang keturunan Tionghoa; dan 120 orang asing lainnya. Jumlah penduduk yang banyak, juga keberadaan bangsa Eropa dan bangsa asing lainnya turut mendorong munculnya banyak studio foto di Magelang. 
Penduduk Magelang ketika itu membutuhkan foto untuk dokumentasi pribadi, ataupun sekedar gaya hidup kekinian. Orang asing baik bangsa Eropa maupun keturunan Asia memerlukan foto untuk berkirim kabar dengan keluarga di tempat asalnya, entah itu foto diri maupun foto kondisi kota rantaunya/Magelang. Sekolah, pemerintahan, maupun militer memerlukan foto untuk kebutuhan dokumentasi, pengarsipan, dan pembuatan laporan. Perusahaan dan swasta memerlukan foto untuk kegiatan marketing, dokumentasi, dan penjualan. Berikut beberapa studio foto jaman dulu yang dengan keterbatasan data bisa kami sajikan. 
 
OEN LIEN FOTO STUDIO 
Kami mempunyai jejak studio foto ini dari amplop cetak foto dan klise negative foto yang ada di dalamnya. Studio ini terletak di chineesche camp 93 Magelang atau di jalan pecinan sekarang. Oen Lien merupakan foto studio dan menerima panggilan keluar/outdoor siang maupun malam. Oen Lien menyediakan rol film, kertas foto, dudukan/tripot kamera, dan perlengkapan foto lainnya. Juga membuat papan reklame bioskop dalam versi yang diinginkan serta menyediakan papan nama. Menyediakan bingkai foto terbaik dengan model-model terbaru. Bisa cetak foto mengkilap, hitam coklat / sepia. Ada promo dengan kupon, dengan transaksi 5 gulden akan mendapat kupon gratis cetak foto di perbesar ukuran 18x24 cm. Motonya; bekerja dengan baik harga wajar selesai dengan rapi. Mengkalim sebagai alamat yang tepat untuk foto yang terbaik. 

Sampul foto dan negatif film dari kaca
 
Dari namanya, kita bisa menduga bahwa studio foto ini dimiliki oleh seorang warga tionghoa. Belum ada data tahun berapakah studio foto ini hadir di Magelang, namun di jaman belanda studio foto ini sudah ada. Plat cetak negative yang kami miliki agak unik karena berbahan kaca bukan roll film. Semula kami menduga umurnya sudah sangat tua karena roll film sudah banyak digunakan di tahun 1920-1930an. Namun ternyata ada tanggal dan tahun pada kaca negative film tersebut yang menyebut angka 6 tjap gwee 91 atau tahun 1941 masehi. 
 
VON TJIN 
Keberadaan studio foto ini hanya bisa kami deteksi dengan sebuah foto. Dalam foto yang menggambarkan deretan pertokoan tempo dulu yang sangat sederhana dengan papan kayu sebagai dindingnya, kami menemukan plang nama bertuliskan Von Tjin fotograaf. Lokasi persisnya tidak dapat diperkirakan, namun di sebelah papan nama tersebut terdapat papan nama lain bertuliskan peroesahaan YS shang hai magelang. 
 
Foto lokasi studio Von Tjin
 
G.P. PHOTOSTUDIO 
Sama halnya dengan VonTjin, sebetulnya kami sangat minim data mengenai studio foto ini. Keberadaan G.P. studio hanya dapat kita ketahui dari potongan iklan di sebuah surat kabar yang sayangnya tidak diketahu surat kabar apakah dan terbit tanggal berapakah. Hanya saja dari beberapa potongan dapat diduga bahwa surat kabar tersebut berasal dari magelang, berbahasa melayu dan terbit sekitar tahun 1930-1940-an awal di era Hindia Belanda. Di iklan tersebut terlampir alamat studio foto ini di Petjinan 166 Magelang. 
 
Potongan iklan GP Studio di sebuah surat kabar
 
LIE YAUW MING 
Lie yauw ming photografisch atelier demikian mereka menamakan diri. Pada studio foto ini kami memiliki banyak barang-barang yang bisa dipakai untuk melacak keberadaanya. Mulai dari foto hasil cetakannya yang berembos, album sampul foto, kantong belanja, kartu pos, surat dan amplop, nota, trade promo dll. Mereka menerima cuci cetak foto, pembesaran foto dan pembingkaian foto. Mereka juga menjual pigura foto, negatif foto/film roll, tustel/ kamera dan perlengkapan fotografi lainnya. Bisa menerima foto di waktu malem mulai sore sampai jam 9 malam dengan harga biasa. Mungkin dahulu harga pembikinan potret siang dan malam berbeda, dimana harga pada malam hari lebih mahal dari pada siang hari. Kemungkinan karena di malam hari perlu pencahayaan tambahan dan teknologi kamera belum sebaik sekarang sehingga pemotretan di malam hari lebih susah dilakukan (harus beberapa kali pengambilan gambar). Mereka juga menerima foto panggilan ke rumah-rumah, perusahaan/kantor, atau untuk perkumpulan dengan meminta tambahan ongkos jalan. 

kantong tempat foto/Figura Lie Yauw Ming
Lie Yauw Ming beralamat di groote weg noord no. 49 dan 45 atau daerah poncol. Kemudian mereka memindahkan tempat usahanya ke jalan pecinan no. 9. Dari sampul surat-menyurat yang ada, dapat diketahui bahwa studio foto ini sudah dipindahkan dari Pontjol ke pecinan sejak jaman Belanda. Sampul surat dari tahun 1920-1930-an masih beralamat di Poncol, namun pada tahun 1940-an beralamat di Pecinan. Studio foto ini sudah mulai beroperasi sekitar tahun 1920-an. Surat niaga menunjukkan bahwa rekan bisnisnya berasal dari Singapura dan Canton, China. Patut di duga bahwa supplier barang-barang dagangan dan peralatan fotografi mereka berasal dari Singapura dan Canton. 
 

Trade promo tahun 1930an

 Salah satu foto karya Lie Jauw Ming, Papa Van De Steur tahun 1930an

 Iklan Lie Yauw Ming
MIDORI FOTOGRAFISCH ATELIER 
Ada beberapa barang yang kami simpan yang bisa menjadi bukti keberadaan studio foto ini. Yang pertama adalah foto yang di cetak oleh studio foto ini yang berciri khusus cetak emboss dengan tulisan Midori. Kemudian dari kertas sampul besar yang fungsinya seperti tas kresek atau kantong belanja pada jaman sekarang, “tas” atau kantong tersebut bertuliskan MIDORI FOTOGRAFISCH ATELIER. Dari beberapa kertas kecil tempat foto yang layaknya kita jumpai ketika kita mencetak foto juga menjadi petunjuk keberadaaan studio foto ini. Dari beberapa barang tersebut kita mendapat petunjuk bahwa studio foto ini ada di kota Semarang dan Magelang. Di Magelang tanpa disebutkan alamat, hanya nomor telponnya yakni 104. Midori, menyebut dirinya Foto dan Radio. Selain studio foto midori merupakan toko yang menjual radio dan onderdil serta perlengkapan radio. Menyediakan bingkai kayu dalam berbagai ukuran dan semua perlengkapan fotografi.
 

Sampu foto Midori
Trade promonya, simpanlah tanda terima dari kami untuk cuci dan cetak sampai 5 gulden gratis foto besar yang cantik. Tembakan artistic, pencahayaan modern, demikian cara meyakinkan pelanggannya. Studio Midori menerima panggilan luar ruangan dan di rumah-rumah. Dijamin pekerjaan cepat dan tepat. Atas pesanan yang diterima, 30 hari sesudahnya belum diambil tidak ada garansi yang diberikan; demikian bunyi peringatan bagi pelanggannya. 
 


Trade promo Midori
 Dari namanya, dapat di tebak bahwa studio foto ini dimiliki oleh seorang Jepang. Tuan Y Akiyama yang memilikinya. Belum dapat diketahui tahun berapa studio foto ini ada di Magelang. Hanya dari beberapa foto yang dicetaknya dapat di duga bahwa tahun 1930-an studio foto ini sudah beroperasi di Magelang. Dari surat kabar lama yang kami miliki, pada jaman Belanda sudah banyak orang Jepang yang membuka usaha di Hindia Belanda. Jumlahnya meningkat pesat setelah tahun 1920-1922, dimana Jepang mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan banyak orang Jepang lari keluar negeri. Banyak dari mereka yang bekerja atau membikin usaha sendiri di negara tujuan, termasuk Hindia Belanda. Seringkali ada rumor yang beredar mengatakan bahwa orang Jepang yang ada di Hindia Belanda merupakan mata-mata yang di tanam sebelum Jepang menyerang. Namun fakta sudah ada banyak perusahaan Jepang di Hindia Belanda jauh sebelum penyerangan tahun 1942 bisa menepis anggapan tersebut. Terlebih, hubungan Belanda dan Jepang baik-baik saja sebelum perang dunia 2 meletus. 
Salah satu foto hasil studio Midoro, siswa-siswa MOSVIA ca 1930an
 
LIE LIOE POE (GAH HIN) 
Dari kartu pos, amplop bungkus foto dan album foto kita bisa mengetahui keberadaan studio foto ini. Fotografisch atelier Gah Hin, demikian mereka menamakan dirinya. Mengenai alamat tempat usahanya, kita akan sedikit mengalami kebingungan karena ada penulisan alamat yang berbeda sampai tiga kali. Pada kartu pos tertulis poncol nomor 33 Magelang. Namun pada sampul album foto tertulis beralamat di groote weg zuid no 53 atau pecinan Magelang. Kemudian di sampul foto yang lainnya tertulis beralamat di Groote weg noord 43 atau poncol 43. Dimasa kemerdekaan foto studi Gah Hin menyebut alamatnya djl Pontjol 43 Magelang. Kemungkinan pertama mereka memindah-mindahkan tempat usahanya dari pecinan 53 ke poncol 43. Kemungkinan kedua mereka mempunya dua buah studio foto yakni di poncol dan pecinan. Mengenai alamat di kartu pos yakni poncol 33, kami menduga itu adalah alamat tempat tinggal pemilik studio. Namun yang pasti, sampai era setelah kemerdekaan studio foto gah hin masih tetap ada di poncol 43. Dari surat-menyurat yang kami miliki, studio foto ini sudah ada di tahun 1930-an atau sejaman dengan Lie yauw Ming. 


Sampul foto dan kartu pos Gah Hien
Mereka menerima cuci foto, cetak foto, membesarkan foto dan pembingkaian. Mereka juga melayani pemotretan di luar ruangan pada sinang dan malam. Trade promonya hampir sama dengan Midori yakni memberikan gratis pembesaran bila belanja dengan nominal tertentu. Setiap belanja sampai 2 ½ gulden akan mendapat gratis pembesaran foto ukuran 13x18 cm, dan setiap belanja sampai 5 gulden akan mendapatkan gratis pembesaran foto ukuran 18x24 cm . Juga hampir sama dengan Midori, studio foto ini menuliskan bahwa atas pesanan yang diterima, apabila dalam waktu lebih dari 30 hari tidak diambil maka tidak ada garansi yang diberikan. 
 
Foto hasil karya Gah Hien
 
WAHSON STUDIO 
 Jejak studio foto ini kami temukan pada sebuah tempat foto yang masih lengkap berisi foto cetak hitam putih dan negative film nya. Wahson studio, alamat yang tertera di groote weg zuid 3 atau pecinan Magelang. Gambar foto yang tercetak bertuliskan herinnering aam ons afscheidfeer van de HCS, yang kira-kira terjemahannya untuk mengenang perpisahan kita dengan HCS. HCS adalah Holland Chinese School, yakni sekolah untuk keturunan tionghoa pada masa penjajahan Belanda. Adegan dalam foto menceritakan sebuah acara perpisahan bagi murid-murid yang lulus dari HBS dengan guru-gurunya orang Belanda. Dari sini sudah dapat disimpulkan bahwa studio foto ini sudah ada sejak jaman Hindia Belanda. 
 

Negatif foto dan foto hasil jepretan Wahson
Sampul foto wahson
 
FOTO STUDIO BAGUS 
Dari 2 buah amplop foto, kita bisa mengetahui keberadaan studio foto ini yakni di djlan raya 92B petjinan. Dari ejaan yang dipakai kita juga bisa menebak studio foto ini hadir sebelum tahun 1970-an. 
 

Sampul studio Bagus
 
ABADI 
Dari amplop foto kecil yang kami dapatkan, kita bisa mengetahui kehadiran studio foto ini di djl djen. A Yani 18 Magelang. Amplop foto ini tertanggal 28/2 1968. Demikian sedikit yang bisa kami ungkap tentang studio-studio foto masa lalu di Magelang. Dewasa ini kegemaran masyarakat akan foto semakin meningkat. Perkembangan teknologi membuat semua orang bisa menjadi juru potret sederhana dengan ponsel. Adanya media social semakin mendorong orang-orang untuk ber foto maupun ber swa foto guna ditampilkan disana. Kini, foto bisa menjadi sarana untuk bertutur dan bercerita tentang apa yang kita lakukan dan kita rasakan saat ini. Belum lama ini muncul penggemar foto-foto jadul untuk di koleksi. Banyak alasan kolektor untuk mengoleksi foto jadul. Namun satu hal yang tidak berubah dari jaman dahulu hingga kini adalah, foto secara sederhana bisa dimaknai sebagai gambar yang bercerita. Dari satu foto kita bisa bertutur tentang banyak hal. Kegemaran akan foto lama akan kami bahas secara khusus dalam tempat tersendiri. 
Sampul studi abadi
 
Mertoyudan, Desember 2020 
Semua gambar adalah beberapa dari koleksi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar