Koin-koin
tersebut dicetak dalam dua jenis bahan, yaitu dari perak dan emas. Dan
berdasarkan Prasasti Bulai sekitar tahun 860 Masehi, standar untuk berat dan
nilainya adalah:
- Masa (biasa disingkat Ma), mempunyai berat standar 2,4 gram
- Atak, adalah setengah dari Masa, atau mempunyai nilai dua Kupang (dua Ku). Berat standar satuan Atak adalah 1,2 gram.
- Kupang (disingkat Ku), mempunyai berat standar 0,60 gram, dan biasanya disebut seperempat Masa.
Koin-koin emas dan perak yang
dicetak pada jaman dinasti Syailendra mempunyai bentuk sangat kecil. Koin
emasnya berbentuk seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) Pada
bagian depanya terdapat huruf Devanagari "Ta" (Singkatan dari
"Tahil"). Di belakangnya terdapat incuse (lekukan kedalam) yang
dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa
numismatik pola ini dinamakan "Sesame Seed" pattern.
Ket : gambar koleksi rekan numismatik Jogja
Ket : gambar koleksi rekan numismatik Jogja
Sedangkan koin perak Masa
mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari
"Ma" (Singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse
dengan pola bunga cendana.
Ket : Koleksi pribadiKet : Koleksi pribadi
Ket : Koleksi pribadi
Ket : koleksi pribadi
Koin jenis tersebut terutama
yang berbahan perak masih sering dijumpai dikalangan penghobi numismatic. Orang
menyebutnya koin Majapahit karena dimasa itu kerajaan Majapahit memanglah
tumbuh dan berkembang menjadi sebuah Kerajaan paling besar dan terkenal di
Nusantara. Namun berdasar catatan sejarah dan sumber2 dari Kerajaan Cina pada
zaman Majapahit lebih banyak digunakan koin kepeng ( koin dengan lubang
ditengahnya), baik itu koin kepeng Cina maupun koin kepeng Majapahit sendiri.
Ada kami tampilkan beberapa
gambar uang koin era jaman kerajaan yang bentuknya hampir mirip, Yang sebelah
kiri adalah koin era kerajaan Daha-Jenggala-Kahuripan, sedangkan yang sebelah
kanan merupakan koin kerajaan Mataram. Dari segi ukuran hampir sama, bentuk dan lambang
depan juga hampir sama yakni ada seperti bunga cendana. Yang membedakan koin
kerajaan Jenggala ada cekungan seperti
cobek kecil. Sedang koin kerajaan mataram lebih rata cenderung cembung seperti
kue apem. Kedua koin inilah yang oleh orang awam sering disebut koin jaman Majapahit,
walaupun mungkin peredaran koin ini masih berlaku juga sampai pada jaman
Majapahit. Orang juga sering menyebutnya koin jagung, mengingat ukurannya yang
sebesar biji jagung.
Ket : uang koin perak koleksi pribadi
Ket : uang koin perak koleksi pribadi
Magelang, Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar