(Tembakau di Kedu, budaya penduduk khas)
Seperti di kutip dari buku
‘magelang den tuin van java”, tembakau kedu merupakan kebanggan pemerintah dan
penduduk. Pengembangan tembakau disebut sebagai budaya penduduk yang khas.
Produksi tembakau merupakan hal yang penting bagi masyarakat kedu.
Tembakau rajangan biasanya
disebut pepean karena dijemur di atas sinar matahari langsung biasanya ditanam
di dataran rendah. Sedang tembakau garangan di keringkan di atas bara api
biasanya ditanam di daerah pegunungan. Tembakau krosok / dalam daun yang utuh
biasanya yang digarang.
Tembakau kedu terkenal karena
khas, rasa dan aroma rempah-rempahnya yakni tembakau rajangannya. Tembakau
rajangan kedu banyak dipasok ke kudus sebagai komponen campuran produksi rokok
pabrik-pabrik rokok yang banyak di kudus. Sedang tembakau garangan kedu
menaklukkan para pesuka rokok lintingan di priangan, banten, dan Sumatera
khususnya pantai barat dan Deli. Mereka akan sangat bangga apabila memeperoleh
tembakau kedu. Namun pemalsuan dan pengoplosan sudah sering terjadi ketika itu.
Praktek yang selalu terjadi dimana saja di dunia, di sinipun akan dihukum
berat.
Penghasil tembakau terbesar
tetaplah seperti dewasa ini yakni Temanggung, Wonosobo, dan lereng
Merapi/Muntilan. System pertanian tembakau di kedu disebut sudah maju layaknya
di eropa. Dengan hasil bumi tembakau yang melimpah di wilayah kedu memicu
munculnya bidang usaha turunan. Di Magelang, Muntilan dan Temanggung/Parakan
muncul juragan- juragan tembakau yang menjual belikan produk tembakau. Beberapa
pabrik rokok dan maupun cerutu juga muncul. Dengan data yang kami punyam akan
kami bahas semampunya mengenai industry rokok dan pertembakauan di wilayah
Magelang dan Kedu pada sub-bab berikutnya.
Ref : Buku "Magelang het centrum van Den Tuin Van Java" (koleksi pribadi)
Mertoyudan, 24 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar