Jumat, 23 September 2016

Tembakau Di Kedu tahun 1930-an

De tabak in Kedu, een typische bevolkingscultuur
(Tembakau di Kedu, budaya penduduk khas)

   Seperti di kutip dari buku ‘magelang den tuin van java”, tembakau kedu merupakan kebanggan pemerintah dan penduduk. Pengembangan tembakau disebut sebagai budaya penduduk yang khas. Produksi tembakau merupakan hal yang penting bagi masyarakat kedu.
Tembakau rajangan biasanya disebut pepean karena dijemur di atas sinar matahari langsung biasanya ditanam di dataran rendah. Sedang tembakau garangan di keringkan di atas bara api biasanya ditanam di daerah pegunungan. Tembakau krosok / dalam daun yang utuh biasanya yang digarang.
   Tembakau kedu terkenal karena khas, rasa dan aroma rempah-rempahnya yakni tembakau rajangannya. Tembakau rajangan kedu banyak dipasok ke kudus sebagai komponen campuran produksi rokok pabrik-pabrik rokok yang banyak di kudus. Sedang tembakau garangan kedu menaklukkan para pesuka rokok lintingan di priangan, banten, dan Sumatera khususnya pantai barat dan Deli. Mereka akan sangat bangga apabila memeperoleh tembakau kedu. Namun pemalsuan dan pengoplosan sudah sering terjadi ketika itu. Praktek yang selalu terjadi dimana saja di dunia, di sinipun akan dihukum berat.
   Penghasil tembakau terbesar tetaplah seperti dewasa ini yakni Temanggung, Wonosobo, dan lereng Merapi/Muntilan. System pertanian tembakau di kedu disebut sudah maju layaknya di eropa. Dengan hasil bumi tembakau yang melimpah di wilayah kedu memicu munculnya bidang usaha turunan. Di Magelang, Muntilan dan Temanggung/Parakan muncul juragan- juragan tembakau yang menjual belikan produk tembakau. Beberapa pabrik rokok dan maupun cerutu juga muncul. Dengan data yang kami punyam akan kami bahas semampunya mengenai industry rokok dan pertembakauan di wilayah Magelang dan Kedu pada sub-bab berikutnya.

Ref : Buku "Magelang het centrum van Den Tuin Van Java" (koleksi pribadi)


Mertoyudan, 24 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar