Jumat, 23 September 2016

Pabrik Rokok Aroma



Kesenangan dalam mengumpulkan dokumen lama dan barang lama membawa saya kepada banyak pertanyaan-pertanyaan yang sulit terjawab. Rasa penasaran muncul terhadap suatu bangunan, kantor, produk, maupun suatu jenis usaha tertentu. Melalui pembelajaran, penelitian, dan penyelidikan kami berusaha membangun sebuah gambaran yang sejelas-jelasnya seturut yang kami bisa. Keterbatasan sumber data baik dari penutur maupun sumber tertulis sering menjadi hambatan utama.
Pabrik rokok, cerutu, dan tembakau Merk Aroma menjadi bahasan pertama saya. Ini semata karena ketersediaan bahan yang saya anggap paling lengkap yang saya punya untuk bisa saya sajikan.

1.    Pengertian Cerutu Dan Rokok

Cerutu atau serutu berasal dari bahasa tamil yang artinya kurang lebih adalah gulungan. Kemudian hari pengertian ini mengalami penyempitan dan hanya dikenal sebagai bagian dari jenis rokok yakni apa yang disebut rokok cerutu. Cerutu dimaknai sebagai gulungan utuh dari daun tembakau kering atau yang dikeringkan dan difermentasikan. 




 

Sejak jaman penjajahan Belanda, magelang dan Kedu dikenal sebagai penghasil tembakau yang melimpah dan berkualitas baik. Tembakau Kedu banyak dipasok ke pabrik rokok di Kudus, maupun sebagai tembakau rokok lintingan di beberapa daerah di Jawa dan Sumatera. Melimpahnya hasil pertanian tembakau ini turut dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk membangun industri olahan tembakau yakni pabrik rokok dan pabrik cerutu.  Salah satu pabrik cerutu yang pernah berjaya dan berkembang pesat di Magelang adalah pabrik cerutu Aroma. Pabrik ini sebetulnya bergerak dalam jual beli tembakau, rokok dan cerutu. Namun produk cerutulah yang tampaknya mengalami perkembangan paling maju. Untuk selanjutnya, kita sebut saja pabrik rokok Aroma, sebab rokok mempunyai pengertian yang lebih luas daripada cerutu sendiri.

2.    Letak Pabriknya
Melihat dari amplop surat resmi (ber-kop) yang dikeluarkan dan digunakan oleh pabrik rokok Aroma untuk melakukan surat menyurat dengan mitra bisnisnya maka dapat kita peroleh data sebagai berikut :
Pabrik rokok aroma berlokasi di Magelang, kotak pos nomor 2. Dan mempunyai dua sambungan  telpon nomor 22 dan 92 (nomor telpon masih dua digit hal ini menandakan masih sedikitnya pemilik telpon pada waktu itu).
Dari sampul surat itu kita juga bisa menebak bahwa pemilik pabrik rokok aroma adalah TAN THIAM HOK.


Lantas dimana letak persinya pabrik rokok aroma tersebut. Dari beberapa wawancara dengan orang-orang tua di sekitar bekas pabrik (kampung mertoyudan), beliau-beliau mengatakan bahwa pabrik itu berada di tempat yang sekarang menjadi Artos Mall, namun agak ke belakang tidak persis di pinggir jalan memanjang dari selatan ke utara dan menghadap ke barat. Dalam kop surat tertulis alamatnya adalah Banyurojo nomor 22, Mertoyudan, Magelang. Dugaan saya letak persisnya adalah apa yang menjadi kampung cikalan sekarang ke utara sampai sekolahan, mengingat hanya daerah itu di timur jalan raya Magelang-Jogjakarta yang masuk kelurahan Banyurojo. Selebihnya, termasuk Artos Mall, New Armada dan kampung mertoyudan sendiri termasuk wilayah kelurahan Mertoyudan.

3.    Produksi dan item mereknya
Certutu Aroma, menurut klaim dari produsenntya ketika itu dibuat dengan campuran tembakau deli dan tembakau brasil.
 Beberapa macam merk cerutu yang pernah dikeluarkan pabrik rokok Aroma :
-            Timor harga 2 gulden
-            Soemba harga 1,5 gulden
-            Flore harga 1,5 gulden
-            Bali harga 1,2 gulden
-            Banda harga 0,75 gulden
Per bungkus isi 50…. Namun tersedia juga dalam kemasan isi 25 batang

-            Aroma- Braziel harha 0,1 gilden
-            Aroma- Havana harha 0,12 gilden
   Kemasan ekononis isi 10 batang


Masih banyak nantinya produk dari rokok aroma yang dapat dilihat langsung pada iklan atau dokumen yang kami tampilkan. Sayang data kapasitas produksi, mesin alat produksi dan penjualan dari pabrik rokok Aroma belum pernah diperoleh. Gambar/ foto pabrik yang bisa digunakan untuk mendukung perkiraan seberapa besar produksi rokok aroma juga kami belum pernah perolah. Namun bila dilihat dari sebaran distribusinya yang mencakup seluruh Jawa, Sumatra hingga Sulawesi maka kesimpulan sementara pabrik rokok Aroma merupakan pabrik rokok menengah ke atas untuk ukuran nusantara. Tidak bisa dikatakan perusahaan kecil, karena menurut dugaan saya kalau perusahaan kecil maka sebaran distribusinya hanya akan mampu mencakup wilayah kedu saja atau jawa tengah selatan.

4.    Distribusi dan Riset Pasar
Pabrik rokok aroma menjalankan usaha pemasaran dengan system agen utama atau distributor. Dari kop surat diatas tampak ada dua kota dimana pabrik rokok aroma mempunyai agen utama yakni Surabaya (Pasar Baru 21) dan Bandung (Pasirkaliki zuid 3). Kedua agen utama tersebut kemungkinan hanya beberapa dari sejumlah agen utama rokok Aroma.
Kemudian di bawah agen utama ada agen-agen kecil, seperti dapat kita baca pada isi surat dibawah ini. Tampaknya surat ini ditulis oleh agen utama di Bandung, yang mempunyai tugas utama mengontrol dan melakukan semacam riset bagi perkembangan penjualan rokok aroma di Bandung. Isi surat ini kurang lebih menceritakan perjalanan agen utama untuk mengontrol suatu daerah dimana beberapa toko di daerah tersebut sudah tidak mau menjual produk aroma lagi. Diceritakan ada dua firma (kemungkinan ini agen rokok aroma) yang tutup, sehingga beberapa grosir/toko terputus aliran distribusinya, terutama untuk retur barang rusak. Hal ini membuat kepercayaan grosir menjadi hilang terhadap rokok aroma.


Wilayah pemasaran, seturut data yang kami dapat adalah seluruh wilayah Jawa. Menarik adalah salah satu surat yang ditulis oleh salah satu agen di Gorontalo, menunjukkan bahwa produk rokok ini telah sampai ke Sulawesi. Kami hanya bisa menduga, bila saja Sulawesi tercover tentu wilayah Sumatra yang lebih dekat akan tercover juga. Namun kami belum mempunyai data untuk itu, karena bagaimanapun sampai sekarang pemasaran rokok adalah unik seturut daerah dan selera. Untuk daerah Indonesia Timur lain menjadi pertanyaan apakah adanya merk-merk seperti Sumba, Flores, Timor merujuk pada daerah pemasaran ? ataukah hanya soal label saja seperti halnya Orlando, Miami, dan Florida?

5.      Strategi marketingnya
Marketing dalam industry rokok adalah create demand; menciptakan permintaan baru. Menambah perokok yang mau loyal dan membeli produk kita. Sedangkan distribusi adalah mengisi permintaan yang diciptakan oleh orang marketing. Secara jelas distribusi sudah kita bahas dibagian poin atas. Secara marketing hanya startegi promosi menggunakan media cetak yang sejauh ini kami dapat; yang akan kami bahas pada poin dibawah ini (promosi dan iklan).
Promosi dan iklan adalah salah satu media saja dalam marketing, bisa melalui media outdor (baliho, banner, spanduk,dll) maupun penggunaan material media cetak lainnya seperti kalender, buku, amplop, dll. Sebetulnya ada banyak cara berpromosi yang telah dilakukan beberapa industry rokok dimasa itu seperti pengadaan trade promo (baik dengan hadiah barang maupun potongan harga/uang), pentas hiburan keliling.
Rokok di era sekarang banyak yang menggunakan tag line atau semboyan bagi produknya. Salah satu contoh adalah Clas Mild; simply authentic. Rokok aromapun pada masa itu telah mempunya semboyan yaitu : een goede sigaar voor weinig geld (cerutu yang baik untuk sedikit uang). Penggunaan semboyan ini secara khusus dimaksudkan agar mudah diingat oleh konsumen, atau mempengaruhi konsumen secara tidak langsung agar mengingat dan mengutamakan produk kita dalam pikirannya. Kesan positif dari produk kita yang diinginkan selalu tertanam di masyarakat. Rokok yang baik dengan sedikit uang; intinya pesan yang hendak disampaikan adalah produk dengan kualitas baik dan dengan harga murah yang akan diperoleh konsumen. Menarik penggunakaan kata untuk sedikit uang dan menghindari kata murah, mungkin dimaksudkan untuk menghindari kesan produk murahan.

6.    Promosi dan iklan

  1. Amplop surat ber-kop nama perusahaan, begitu juga dengan kertas yang digunakan untuk surat-menyurat dengan mitra usahanya.
  2. Membuatkan amplop surat berkop untuk mitra usahanya dengan mencantumkan pula iklan rokok produksinya seperti pada contoh amplop surat toko Ong Sioe Sing.
  3. Kalender
Seperti halnya usaha-usaha sekarang yang mengandalkan kalender/tanggalan sebagai media promosi, demikian pula halnya dengan pabrik rokok aroma. Kalender dicetak dan kemudian dibagikan kepada relasi-relasi bisnis dengan pencantuman tulisan dan atau gambar tentang rokok aroma.
Seperti halnya contoh berikut berupa, kalender yang dilengkapi lembar kosong untuk mencatat memo atau hal-hal penting. Dilengkapi juga dengan prislist atau daftar harga.
Namun, tidak hanya sekedar sebagai media promosi saja, pembagian kalender ini tampaknya juga dimaksudkan sebagai ucapan selamat tahun baru kepada segenap relasi, grosir penjual maupun para pelanggan. Seperti tampak pada foto dibawah ini tertulis kata-kata :




“ Dengen bergantinja taon, kita poedjiken moedah-moedahan taun jang baroe ini, bisa moerah akan memberih pada sasoeatoenja orang masing-masing ; 1. Berkah slamet pada koelawarga familie, 2. Kemadjoean dan kabroentoengan dalem peroesahan dan perdagangan, 3 perhoeboengan dagang bisa tetap baik dan langgeng akan selamanja
Sekeanlah ada pemoedji kita terhadep pada sekalian langganan jang terhormat dan, dengan penoetoepnja kita oetjapkan –salam dan bahagia dari kita : tabaks en sigarenfabriek aroma magelang “.
Daftar harga tahun 1939
Ketjapi kretek sigaret  6 st f 0.001 aroma sigaren
Bouquet per kist a 50 st f 1 (met sigaren bandjes)
Aroma groote steurtjes per 50 st f 1.20
Mustika per kist a 50 st f 1.50 (met sigarenbandjes)

  1. Biro reklame/agen advertising.
Berikut salah satu surat dari biro iklan KOLFF di Jakarta, yang jasanya dipakai oleh pabrik Aroma untuk mengurusi pekerjaan periklanan. Isi surat kurang lebih meminta pendapat dan umpan balik akan contoh desain iklan yang akan dipasang di sebuah halaman iklan.Iklan di buku, surat kabar, maupun majalah telah dipilih untuk menciptakan permintaan.

  1. Trade Promo
Trade promo atau kegiatan promosi yang melinatkan penjualan langsung. Untuk menjaring minat konsumen, rokok aroma melakukan kegiatan tukar kupon. Mekanismenya yakni setiap pembelian beberapa bungkus rokok aroma, maka konsumen akan mendapatkan selembar kupon. Kupon inilah yang harus dikumpulkan konsumen dan pada jumlah tertentu (20 atau 40 buah), dapat konsumen tukarkan lagi dengan sebungkus rokok produk aroma.


  1. Bon atau nota cetak dengan gambar produk rokok Aroma, biasanya dibagikan kepada para agen, atau grosir untuk orek-orekan atau sekedar catat-mencatat. Nampak sederhana, namun membantu proses promosi. Berikut lebih dari 25 macam nota-nota dengan produk yang berbeda-beda.




  1. Kartu Pos


Penggunaan kartu pos sebagai media promosi sangat efektif, dimana alat komunikasi pada jaman itu yang paling ampuh adalah lewat jalur pos, mengingat masih terbatasnya kepemilikan telepon. Pembagian kartupos kepeda agen ataupun pedagang grosir merupakan hubungan saling menguntungkan, dimana pedagang tidak perlu membeli kartupos (atau memperoleh secara gratis) sedangkan maksud promosi "terselubung"  rokok aroma tercapai.

7.      Sejarah Rokok Aroma Dan Pemiliknya
Tan Thiam Hok, lahir di Magelang tanggal 8 September tahun 1889 anak satu-satunya dari tuan Tan Ing Tjwan. Lulusan sekolah Hokkian dan THHT Magelang. Selesai sekolah membantu orang tuanya dalam mengurus toko sembako, minuman dan kerupuk. Pada tahun 1924 mulai bekerja sendiri dengan berdagang tembakau yang merupakan primadona bisnis kala itu, dimana harga cenderung naik dan permintaan pasar meningkat pesat. Setahun kemudian, yakni tahun 1925 beliau membuka pabrik cerutu dengan merk Aroma, namun berhenti pada tahun 1927. Dalam rentang 3 tahun sampai tahun 1930, beliau hanya focus pada perdagangan tembakau dan terutama memenuhi permintaan export dari pasar international. Baru pada tahun 1931, pabrik rokok aroma dibuka lagi. Berdasarkan Kartu pos yang kami miliki, alamat pabrik adalag di banyurojo, sedangkan alamat pos (surat-menyurat) dan Head Office berada di Djoeritan 40 Magelang. Menurut cerita, alamat kantor ini juga dipakai sebagai tempat tinggal oleh pemilik pabrik rokok Aroma.
Berdasarkan dokumen yang kami kumpulkan tahun tertua adalah 1931 dan tahun terakhir adalah tahun 1947. Melihat banyaknya surat menyurat dan material promosi yang dimunculkan pada periode tersebut maka kesimpulan sementara pabrik rokok ini mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1930-an akhir sampai pertengahan tahun 1940-an.
Masalah yang muncul adalah sehubungan dengan retur rokok, karena mudah rusaknya produk rokok Aroma. Kemudian masalah bandrol lama, yang mana tidak bisa dijual lagi. Dua hal tersebut diyakini membawa kemunduran pada penjualan produk2 rokok Aroma.
Pada tahun 1930-1940an muncul pula dua buah pabrik rokok besar dimasa itu di Kudus dan Surabaya yakni Nojorono dengan rokok Minakdjinggo sebagai produk legendarisnya dan Sampoerna dengan 234 sebagai rokok legendarisnya. Mungkin saja dua pabrik besar dimasa itu yang turut mempengaruhi kemunduran pabrik rokok Aroma. Atau bisa jadi kedatangan balatentara Jepang yang men-jepangisasi banyak pabrik turut membawa kemunduran bagi produk rokok aroma. Seperti kita tahu penjajah Jepang sangat anti dengan semua yang berbau sekutu. Sedang merk rokok aroma banyak yang menggunakan label Amerika. Ini hanya dugaan saja mengingat belum adanya bukti kuat. Hanya saja, hingga saat ini dua perusahaan yang kami sebut  tadi masih menjelma sebagai kekuatan terbesar industry rokok nasioanl (masuk 5 besar perusahaan rokok nasional).

Menurut sumber yang kami wawancarai, seorang sepuh yang sempat mengalami pabrik rokok Aroma masih berdiri hingga masa revolusi perang kemerdekaan tahun 1947-an. Pada tahun 1948 pabrik rokok Aroma di bumi hanguskan dan dijarah, yakni semasa perang revolusi. Dengan demikian tamatlah riwayat pabrik rokok yang sempat jaya dimasanya yang jika masih bertahan tidak menutup kemungkinan akan menjadi salah satu kekuatan industry rokok di nusantara.

8.        Kunjungan International.
Pada 25 November 1937, Harold Butler, Direktur Jendral Perburuhan International/ILO yang bermarkas di Jenewa mengunjungi perusahaan rokok Aroma untuk melihat proses pengepakan dan pemberian bandrol oleh pekerja rokok aroma. Tentu bukan pada perusahaan “biasa-biasa saja” beliau berkunjung ke Hindia Belanda bukan?


Magelang, 26 September 2016
NB :
1. Semua barang yang kami tampilkan adalah koleksi pribadi
2. Nara sumber kami adalah seorang yang tinggal di kampung cikalan, dari masa kecilnya ketika   orang tuanga bekerja sebagai karyawan di pabrik rokok Aroma. Dan kampung cikalan adalah mess atau perumahan bagi karyawan rokok Aroma yang sebagian besar berasal dari Klaten dan Sleman.

2 komentar:

  1. Koleksi tersebut didapatkan darimana?

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical

    BalasHapus