Jumat, 22 Desember 2017

BAPERKI Magelang




Sepintas hanyalah sebuah foto muda-mudi bergaya tahun 50an akhir atau awal tahun 60-an. Dua buah kendaraan roda dua merk vespa sebagai latar depannya.  Latar belakang adalah bangunan tua kokoh layaknya gedung bagus bagi era atau masa itu.  Dibagian atas pintu, tampak papan nama putih bertulisan yang menarik dan menjadikan foto ini istimewa bagi saya. Papan nama itu bertuliskan : BAPERKI TJABANG MAGELANG…. Djl Pemuda Selatan 17 Telp 2577Bangunan tersebut adalah sebuah kantor cabang dari suatu organisasi yang bernama Baperki. Lantas apakah baperki itu dan mengapa sepak terjangnya di Indonesia dan magelang menjadi menarik? 

TENTANG BAPERKI
Baperki (Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia) adalah sebuah organisasi massa yang didirikan pada suatu pertemuan di Gedung Sin Ming Hui di Jakarta pada 13 Maret 1954. Pertemuan ini dihadiri wakil dari berbagai organisasi Tionghoa, dan semua peserta adalah peranakan Tionghoa yang umumnya berpendidikan Belanda. Tujuan semula pembentukan Baperki adalah menggalang kesatuan kekuatan Tionghoa di seluruh Indonesia.

Baperki ikut serta dalam Pemilu 1955 untuk memilih anggota DPR (29 September 1955) dan anggota Konstituante (15 Desember 1955). Dalam kedua pemilu ini, Baperki memperoleh 178.887 untuk DPR dan 160.456 untuk Konstituante, atau 70% suara dari golongan Tionghoa di Jawa. Dengan jumlah suara sebanyak ini, Baperki berhasil memperoleh satu kursi di DPR dan mendudukkan Siauw Giok Tjhan sebagai wakilnya. Untuk Konstituante, Baperki diwakili oleh Siauw Giok Tjhan, Oei Tjoe Tat, Yap Thiam Hien, Go Gien Tjwan, Liem Koen Seng, Oei Poo Djiang, Jan Ave dan C.S. Richter. Dua nama terakhir adalah wakil-wakil Baperki untuk golongan Indo.

Selain aktif dalam kegiatan politik, Baperki juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, khususnya di dunia pendidikan. Pada 8 Februari 1958, Baperki mendirikan Jajasan Pendidikan dan Kebudajaan yang diketuai oleh Siauw Giok Tjhan. Baperki berhasil memiliki gedung-gedung sekolah Tionghoa yang banyak ditutup sejak 1957. Karena itu, pada 1960, Baperki telah memiliki 96 gedung sekolah, sebagian besar sekolah dasar dan menengah. Pada tahun 1961, jumlah sekolah Baperki telah mencapai 107 buah, yaitu 27 buah di Jakarta, 17 di Jawa Barat (dan Banten), 12 di Jawa Tengah, 33 di Jawa Timur, 4 di Sumatera Selatan (dan Lampung), 10 di Sumatera Utara, 1 di Bali, dan 2 di Sulawesi.

Pada tahun 1958 Jajasan Pendidikan dan Kebudajaan Baperki mulai berpikir untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi..Pada 1962, nama Universitas Baperki diubah menjadi Universitas Res Publica yang biasa disingkat sebagai URECA, dengan cabang-cabang di berbagai kota di Jawa dan Sumatra.Setelah peristiwa G30S, Universitas Res Publica ditutup, dan gedungnya diambil alih oleh pemerintah. URECA di Jakarta dan Surabaya kemudian dibuka kembali dengan kepengurusan yang baru, dengan nama Universitas Trisakti dan Universitas Surabaya

Setelah tragedi 30 September 1965, Baperki dibubarkan oleh pemerintah Orde Baru sebagai onderbouw Partai Komunis Indonesia. Sejumlah aktivisnya, seperti Siauw Giok Tjhan dan Oei Tjoe Tat dijebloskan ke penjara tanpa pernah diadili. (disadur dari Wikipedia)


BAPERKI DI MAGELANG
Pemilu daerah di Kota Magelang dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1957 bagi angkatan perang dan polisi dan pada tanggal 17 Juli 1957 bagi masyarakat umum. Pemilu ini diorganisir pelaksanaannya oleh Panitia Pemilihan Daerah (PPD) Kotapradja Magelang. Tercatat sebanyak 44.000 pemilih yang terdaftar dari 80.000 penduduk Kota Magelang. Terdapat pula 81 TPS yang terdiri dari 11 desa yang tersebar diberbagai wilayah Kota Magelang.

Hasil pemilu lokal di Kota Magelang 1957 dari 12 tanda gambar yang telah dinyatakan sah oleh PPD Kotapradja Magelang dari total 44.000 pemilih yang dinyatakan sah hanya 37.597 adalah sebagai berikut. PKI (17.976), PNI (6.409), NU (3.108).  Masjumi (1.744), Baperki ( 1.336). 
Adapun pembagian kursi di Kota Magelang sebagai berikut PKI 7, PNI 3, Masjumi 1, NU 1, Katholik 1, Parkindo 1 dan Baperki 1 kursi. Dari hasil pemilu tersebut Nampak bahwa Baperki mempunyai pengaruh walaupun tidak besar di kancah perpolitikan kota magelang saat itu. Jumlah suara yang diperoleh lebih dari 1.300 merupakan 3 ½ % dari total pemilih. 1 buah kursi di parlemen daerah, setara dengan Masyumi, NU, Parkindo dan partai Katolik. Hanya kalah dari PKI dan PNI.

HANCURNYA BAPERKI MAGELANG
Pada tanggal 21 Oktober, 3 kompi pasukan RPKAD bergerak menuju magelang. Kedatangan RPKAD disambut gembira oleh kelompok anti komunis, dan dirayakan dengan perusakan rumah anggota PKI, gedung PKI, gedung CHTH /Chung Hua Tjung Hwee,  dan Baperki. Dengan demikian, besar kemungkinan gedung yang kita lihat pada foto tersebut di atas turut dihancurkan atau di rusak masa. Setelah orde baru berkuasa, Baperki dibubarkan dan dengan demikian tamatlah riwayatnya.

Magelang, 22 Desember 2017

Ket : Foto adalah koleksi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar