Sepintas hanyalah
sebuah foto muda-mudi bergaya tahun 50an akhir atau awal tahun 60-an. Dua buah
kendaraan roda dua merk vespa sebagai latar depannya. Latar belakang adalah bangunan tua kokoh
layaknya gedung bagus bagi era atau masa itu.
Dibagian atas pintu, tampak papan nama putih bertulisan yang menarik dan
menjadikan foto ini istimewa bagi saya. Papan nama itu bertuliskan : BAPERKI
TJABANG MAGELANG…. Djl Pemuda Selatan 17 Telp 2577Bangunan tersebut adalah
sebuah kantor cabang dari suatu organisasi yang bernama Baperki. Lantas apakah
baperki itu dan mengapa sepak terjangnya di Indonesia dan magelang menjadi
menarik?
TENTANG BAPERKI
Baperki (Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan
Indonesia) adalah sebuah organisasi
massa yang didirikan pada suatu pertemuan di Gedung Sin Ming Hui di Jakarta
pada 13 Maret
1954. Pertemuan
ini dihadiri wakil dari berbagai organisasi Tionghoa,
dan semua peserta adalah peranakan Tionghoa yang umumnya berpendidikan Belanda. Tujuan semula pembentukan Baperki
adalah menggalang kesatuan kekuatan Tionghoa di seluruh Indonesia.
Baperki ikut serta dalam Pemilu 1955 untuk memilih anggota
DPR (29 September
1955) dan
anggota Konstituante (15 Desember
1955). Dalam
kedua pemilu ini, Baperki memperoleh 178.887 untuk DPR dan 160.456 untuk
Konstituante, atau 70% suara dari golongan Tionghoa di Jawa. Dengan jumlah
suara sebanyak ini, Baperki berhasil memperoleh satu kursi di DPR dan
mendudukkan Siauw Giok Tjhan sebagai wakilnya. Untuk Konstituante, Baperki
diwakili oleh Siauw Giok Tjhan, Oei Tjoe Tat, Yap Thiam Hien, Go Gien Tjwan,
Liem Koen Seng, Oei Poo Djiang, Jan Ave dan C.S. Richter. Dua nama terakhir adalah
wakil-wakil Baperki untuk golongan Indo.
Selain aktif dalam kegiatan politik, Baperki juga terlibat
dalam berbagai kegiatan sosial, khususnya di dunia pendidikan. Pada 8 Februari
1958, Baperki
mendirikan Jajasan
Pendidikan dan Kebudajaan yang diketuai oleh Siauw Giok Tjhan.
Baperki berhasil memiliki gedung-gedung sekolah Tionghoa yang banyak ditutup
sejak 1957. Karena itu, pada 1960, Baperki telah memiliki 96 gedung sekolah, sebagian besar
sekolah dasar dan menengah. Pada tahun 1961, jumlah sekolah Baperki telah
mencapai 107 buah, yaitu 27 buah di Jakarta, 17 di Jawa Barat (dan Banten), 12
di Jawa Tengah, 33 di Jawa Timur, 4 di Sumatera Selatan (dan Lampung), 10 di
Sumatera Utara, 1 di Bali, dan 2 di Sulawesi.
Pada tahun 1958 Jajasan Pendidikan dan Kebudajaan Baperki mulai berpikir
untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi..Pada 1962, nama Universitas
Baperki diubah menjadi Universitas Res Publica yang biasa
disingkat sebagai URECA, dengan
cabang-cabang di berbagai kota di Jawa dan Sumatra.Setelah peristiwa G30S, Universitas Res
Publica ditutup, dan gedungnya diambil alih oleh pemerintah. URECA di Jakarta
dan Surabaya kemudian dibuka kembali dengan kepengurusan yang baru, dengan nama
Universitas Trisakti dan Universitas Surabaya
Setelah tragedi 30 September
1965, Baperki
dibubarkan oleh pemerintah Orde Baru sebagai onderbouw Partai Komunis Indonesia. Sejumlah
aktivisnya, seperti Siauw Giok Tjhan dan Oei Tjoe Tat dijebloskan ke penjara
tanpa pernah diadili. (disadur dari Wikipedia)
BAPERKI DI MAGELANG
Pemilu daerah di Kota Magelang dilaksanakan pada tanggal 14
Juli 1957 bagi angkatan perang dan polisi dan pada tanggal 17 Juli 1957 bagi
masyarakat umum. Pemilu ini diorganisir pelaksanaannya oleh Panitia Pemilihan
Daerah (PPD) Kotapradja Magelang. Tercatat sebanyak 44.000 pemilih yang
terdaftar dari 80.000 penduduk Kota Magelang. Terdapat pula 81 TPS yang terdiri
dari 11 desa yang tersebar diberbagai wilayah Kota Magelang.
Hasil pemilu lokal di Kota
Magelang 1957 dari 12 tanda gambar yang telah dinyatakan sah oleh PPD
Kotapradja Magelang dari total 44.000 pemilih yang dinyatakan sah hanya 37.597
adalah sebagai berikut. PKI (17.976), PNI (6.409), NU (3.108). Masjumi (1.744), Baperki ( 1.336).
Adapun pembagian kursi di Kota
Magelang sebagai berikut PKI 7, PNI 3, Masjumi 1, NU 1, Katholik 1, Parkindo 1
dan Baperki 1 kursi. Dari hasil pemilu tersebut Nampak bahwa Baperki mempunyai
pengaruh walaupun tidak besar di kancah perpolitikan kota magelang saat itu.
Jumlah suara yang diperoleh lebih dari 1.300 merupakan 3 ½ % dari total
pemilih. 1 buah kursi di parlemen daerah, setara dengan Masyumi, NU, Parkindo
dan partai Katolik. Hanya kalah dari PKI dan PNI.
HANCURNYA BAPERKI MAGELANG
Pada tanggal 21 Oktober, 3 kompi
pasukan RPKAD bergerak menuju magelang. Kedatangan RPKAD disambut gembira oleh
kelompok anti komunis, dan dirayakan dengan perusakan rumah anggota PKI, gedung
PKI, gedung CHTH /Chung Hua Tjung Hwee,
dan Baperki. Dengan demikian, besar kemungkinan gedung yang kita lihat
pada foto tersebut di atas turut dihancurkan atau di rusak masa. Setelah orde
baru berkuasa, Baperki dibubarkan dan dengan demikian tamatlah riwayatnya.
Magelang, 22 Desember 2017
Ket : Foto adalah koleksi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar