Telah lama saya menyimpan flyer
bioskop magelang dari jaman Belanda era tahun 1920-an sampai dengan tahun
1980-an. Sesuatu yang berkaitan dengan jaman belanda selalu menarik bagi saya,
apapun itu dan tentu menarik untuk sedikit di tampilkan di blog ini. Bioskop,
ketika itu adalah sebuah penemuan baru yang merubah gaya hidup masyarakat
terutama kalangan menengah ke atas. Di awal tahun 1920-an, bioskop bermunculan
di kota-kota besar di Hindia Belanda termasuk di kota Magelang. Bioskop
menawarkan sarana baru bagi masyarakat untuk berekreasi dan memanfaatkan waktu
senggang dengan menikmati hiburan berupa gambar hidup. Pertunjukan yang selama
ini biasa dinikmati hanyalah opera, drama, ketoprak, dan kesenian tradisional seperti wayang orang, dll. Melalui bioskop
masyarakat dikenalkan dengan sesuatu yang baru, berupa gambar yang bergerak dan
bersuara. Masyarakat disuguhi alternative tontonan baru yang mengajak mereka
berkelana dan berimajinasi layaknya terlibat dalam sebuah kisah nyata. Berikut
daftar bioskop yang berusaha kami lacak berdasarkan flyer film yang kami
simpan.
- Societeit De Eendracht
Nama Lengkapnya The National
Biograph Societeit De Eendracht Magelang. Di jaman Belanda gedung societeit ada
di beberapa kota besar termasuk di Magelang. Societeit ketika itu merupakan
suatu tempat atau gedung yang di dalamnya terdapat beberapa fasilitas hiburan.
Societet sendiri artinya masyarakat, jadi tempat masyarakat bertemu dan
berkumpul untuk berekreasi. Salah
satunya adalah gedung pemutaran film/bioskop. Lokasinya di sebelah timur
alun-alun Magelang atau di Toko Gardena sekarang. Beruntung sekali kami
memperoleh poster iklan pemutaran film di bioskop ini.
Mata Banteng atau Bull’s Eye
Film ini dibuat di Amerika pada
tahun 1917 dan dibintangi oleh Eddie Polo dan merupakan film bisu. Tahun
pemutaran film diperkirakan masih sekitar tahun dirilisnya film tersebut atau 1
tahun kemudian. Dalam poster ukuran 32x47 cm halaman depan memuat iklan film
dan halaman belakang memuat synopsis film dalam bahasa melayu. Terdapat cap
bertuliskan The national biograph societeit de eendracht Magelang, yang artinya
kemungkinan poster iklan ini dicetak untuk banyak gedung bisokop di Hindia
Belanda. Sebagai iklan, poster ini tidak untuk di tempel, sebab merupakan halaman
bolak balik yang kesemua ada isinya. Poster iklan ini lebih difungsikan sebagai
leaflet iklan yang dibagi-bagikan, namun dalam ukuran jumbo. Poster film tidak kami tampilkan utuh karena tidak semua bisa kami scan.
Secret Four atau Resiah Ampat
Film ini dibuat di Amerika pada
tahun 1921 dan dibintangi pula oleh Eddie Polo dan juga merupakan film bisu.
Tahun pemutaran film tersebut diperkirakan pada kisaran tahun itu pula atau 1
tahun sesudahnya. Dari poster jumbo ukuran 33x48 cm halaman belakang memuat
synopsis film dalam bahasa melayu. Sedang halaman depan memuat iklan film dalam
bahasa Belanda. Menariknya dari poster ini, judul kop bagian atas menyebutkan
tulisan permanen The National Biograph Magelang. Jadi bisa dipastikan bahwa
poster iklan ini memang secara khusus dicetak untuk The national biograph saja.
Dibagian belakang poster juga terdapat tulisan Eddie Polo mengoendjoengi gedong
bioscope di sini; artinya dari sini saya berani mengambil kesimpulan bahwa di
societeit de eindracht magelang sudah terdapat gedung bioskop.
- Al hambra Theater
Karena tidak punya sumber yang
bisa diandalkan maka saya mencoba berselancar mencari lewat gugel. Dengan
memasukkan kata kunci bioskop Alhambra, hasil yang di dapat ternyata semakin
membingungkan saya. Bioskop Alhambra ada di beberapa kota namun dengan pemilik
yang berbeda-beda. Di Surabaya diklaim berdiri awal tahun 1920-an. Di Jakarta
dikatakan berdiri tahun 1931 dengan pemilik 3 orang keturunan Timur Tengah,
dengan film-film timur tengah dan mesir sebagai sajian utama . Di Malang
berdiri tahun 1928 dengan pemilik seorang Pakistan, dan memutar film-film timur
tengah dan mesir. Yang paling tua adalah dari Jogjakarta yang berdiri tahun
1916 dengan pemilik Nederlands Indische Bioscoop Exploitatie Maatschappij, yang
dikatakan bioskop kelas atas yang memutar film-film eropa. Di Surakarta Al
hambra diklaim sebagai bioskop pertama yang berdiri di kota tersebut. Di
Magelang sendiri dikatakan sebagai milik seorang tionghoa. Kesamaan nama untuk
banyak tempat kami pikir bukanlah suatu kebetulan belaka. Bisa jadi mereka
semacam waralaba atau dibawah naungan satu perusahaan besar, walau belum ada
bukti.
Mari kita focus saja kepada
bioskop Alhambra Magelang. Lokasi bioskop ini di Jordanlaan, sebelah utara Bank
BNI atau jalan Pahlawan kini. Dari kertas surat tahun 1939, menyebut dirinya Alhambra & Roxy theaters Magelang. Belum jelas, namun patut diduga adalah persekutuan usaha. Dari poster yang kami dapat, mereka menyebut diri
mereka sebagai ALHAMBRA THEATER MAGELANG. Pada tanggal 29 dan 30 Oktober 1934
hari senin dan selasa mereka memutar film berjudul Clancy of the mounted,
sebuah film produksi Universal Amerika yang di produksi tahun 1933. Dari poster
berikutnya, bioskop Alhambra memutar film Scandal For Sale, walau tanpa tahun
namun film tersebut dirilis tahun 1932 dan masih oleh Universal Amerika. Kedua
film tersebut merupakan film berbicara alias bukan film bisu. Jadi di awal
tahun 1930-an masyarakat sudah menikmati gambar hidup yang bersuara, jauh lebih
bagus dari film era tahun 1920-an yang masih berupa film bisu dengan teks.
Yang
menarik, Al Hambra juga memutar film mandarin. Melalu poster ini kita tahu
bahwa film mandarin berjudul Tay Ping Thian Kok pernah di putar di bioskop ini.
Sayang tahun produksi maupun pemutaran film tidak diketahui, namun melihat gaya
bahasa dan ejaan yang dipakai, dapat dipastikan itu jaman Hindia Belanda. Al
Hambra eksis di magelang rentang tahun 1930-1940, dengan film2 barat dan
mandarin yang diputar. Pada masa itu sebagian besar film di produksi di amerika,
juga ada film mandarin dan india, film Indonesia masih langka. Setelah jaman
kemerdekaan, tidak ada kabar mengenai gedung bioskop ini.
- Globe (Gedong Pelem)
Sama dengan Al Hambra, Bioskop
Globe juga ada di kota lain yakni di di
Jakarta sekitar tahun 1940-an. Bioskop ini menamakan dirinya Gedong pelem, terlacak melalui buku telpon tahun 1952. Dari
flyer iklan film yang kami dapat, rentang antara tahun 1950-1953, bioskop ini
banyak memutar film-film barat dan beberapa film India, serta film mandarin.
Strategi promosinya adalah dengan membeli proyektor model terbaru yang juga
digunakan bioskop di kota-kota besar sehingga menghasilkan gambar yang bagus.
Juga ditulis mempersembahkan film berwarna, agar penonton tertarik. Dugaan kami
pada era awal tahun 1950-an masih banyak film hitam putih di putar di magelang.
- Roxy Theater
Sama dengan Globe, Roxy theater
juga ditemukan di kota lain yakni di Jakarta sekitar tahun 1940-an. Lokasinya
di sebalah timur aloon-aloon Magelang atau alun-alun wetan nomor telpon 60. dalam buku telpon tahun 1950, Roxy teater sudah tercantum Flyer film yang kami miliki berkisar antara
tahun 1950-1953, dengan sebagian besar film-film barat yang diputar dan juga
sebagian film-film mandarin. Uniknya, beberapa flyer film bioskop Roxy di cetak
bolak-balik dengan bioskop Bajeman. Patut diduga bioskop ini satu grup, atau
satu kepemilikan.
- Bajeman Theater/Rex Theater
Dari namanya Bajeman theater,
bisa diduga bahwa letak bioskop ini berada di daerah Bayeman atau jalan Tentara
Pelajar kini. Kami memperkirakan bahwa nama lain bayeman theater adalah rex theater. Dalam buku petunjuk telepon tahun 1950 terdapat nama Rex theater yang beralamat di bayeman 30, yang kemudia di petunjuk telepon tahun 1960 dengan alamat yang sama tertulis bayeman theater. Rentang tahun 1950-an awal, banyak film barat yang di putarAda pula film indonesia yang diputar.
Beberapa flyer iklan filmnya tercetak bolak-balik dengan Roxy Theater.
- Kresna Theater dan Magelang Theater
Di tahun 1970 awal, kami
menemukan fyer film dari Magelang theater dan Kresna Theater yang tercetak
secara berbarengan. Lokasi bioskop Kresna adalah di Jalan Pemuda atau sebelah
timur klenteng sekarang. Adapun Magelang Theater berlokasi di sebelah utara
Toko Matahari sekarang. Dari buku Peringatan Waisak tahun 1955 terdapat iklan bioskop Krisna theater yang dikatakan akan segera dibuka. Jadi perkitaan kami Kresna theater mulai beroperasi tahun 1955. Untuk kresna theater, kami menyimpan daftar pendapatan
tahun 1961, dimana dalam sekali pertunjukan bisa menjual karcis sampai 800
buah.
- Di akhir tahun 1970 dan awal tahun 1980an
Pada periode ini kami menyimpan
beberapa flyer film dari beberapa bioskop antara lain; Tidar, Rahayu, Magelang,
dan Abadi. Dalam buku petunjuk telepon tahun 1960, kami menemukan nama bioskop Abadi beralamat di alun-alun wetan. Pada periode ini film barat, film india, maupun film mandarin mulai
seimbang dalam pemutarannya. Film Indonesia pun mulai jadi tuan rumah di negeri
sendiri, dengan banyaknya filyer film Indonesia yang kami temukan.
Secara garis besar kami baru bisa
memprediksi keberadaan gedung bioskop di magelang adalah akhir tahun 1910-an
atau awal tahun 1920-an. Pada periode tahun tersebut film-film yang diputar
tidak memiliki suara alias film bisu dengan teks, dan kemungkinan besar masih
berupa gambar hitam-putih. Pada awal tahun 1930 film bersuara sudah mulai ada
dan di putar salah satunya di bioskop Al Hambra. Hingga awal tahun 1950-an
bioskop-bioskop di magelang masih memutar film hitam putih, namun film berwarna
sudah mulai diputar.
Sejarah perbioskopan di
Indonesia, juga Magelang berjaya sampai tahun 1990-an akhir. Memasuki tahun
2000, banyak gedung bioskop yang mulai tutup karena sepi peminat. Adanya
Televisi dan kemajuan teknologi internet turut andil dalam mundurnya dunia
perbioskopan. Namun sejarah adanya bioskop di kota-kota di Indonesia ; juga di
Magelang patut di kenang sebagai sebuah hiburan yang memberi warna tersendiri
dalam masyarakat.
Kisah-Kisah Seputar Flyer/Poster
Bioskop
- Batasan Usia
Sejak jaman
dahulu, batasan usia untuk menonton sebuah film di bioskop sudah diberlakukan.
Seperti pada flyer berikut, ada film yang dapat ditonton oleh segala usia
bertuliskan anak-anak dapat menonton. Ada pula batasan untuk usia 13 tahun ke
atas yang boleh menonton. Untuk film yang mungkin ada adegan dewasanya ditulis
17 tahun. Dari flyer tersebut kita jadi tahu bahwa sejak dulu semua umur sudah
mengunjungi gedung bioskop. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang
tua memanfaatkan bioskop sebagai sarana hiburan dan rekreasi.
- Teknologi
Di era tahun
1950an, film berwarna mulai banyak di putar di gedung-gedung bioskop di
Magelang. Gedong bioskop Globe salah satunya menawarkan film berwarna dengan
kualitas yang di klaim bagus, dan dengan mesin pemutar paling baru/modern.
- Percetakan
Bioskop Globe,
pada flyernya tercetak ada 2 percetakan yang mencetaknya. Yaitu percetakan Liem
Magelang dan TTG Magelang. Dari flyer Al Hambra tahun 1934, maka kita tahu
bahwa TTG adalah Theng Tjoen Gwan, disana tertulis dengan jelas.
- Pemutusan Listrik
Ada kisah
menarik yang terjadi di magelang jaman dulu yang terekam dari flyer bisokop.
Pada sekitar bulan Oktober sampai Desember tahun 1951, setiap 6 hari sekali
kota Magelang mengalami pemutusan listrik sehingga pada malam hari suasana
gelap gulita. Mungkin karena terbatasnya pasokan listrik atau adanya gangguan
paeralatan PLN kami belum tahu sebabnya.
- Jam Malam
Sekitar bula
januari sampai Maret 1952, di magelang diadakan jam malam. Sehingga segala
kegiatan malam termasuk pemutaran film menjadi tertunda. Ada kejadian apakah?
Mungkin ini berkaitan dengan pemberontakan batalyon 426 magelang yang mendukung
gerakan DI/TII. Pada 11 Desember 1951, 2 kompi batalyon 426 Magelang
memberontak dan menimbulkan kekacauan di daerah magelang.
Magelang, 07 April 2020
NB : Semua flyer bisokop merupakan koleksi pribadi
: Beberapa sumber dari buku petunjuk telpon magelang tahun 1950-1960 (koleksi pribadi)
: Beberapa sumber dari buku petunjuk telpon magelang tahun 1950-1960 (koleksi pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar